Sumber daya air
Sumber daya air bersih yang tersedia bagi manusia sangatlah langka. Menurut statistik Perserikatan Bangsa-Bangsa, jumlah total sumber daya air di bumi adalah sekitar 1,4 miliar kilometer kubik, dan sumber daya air tawar yang tersedia bagi manusia hanya mencakup 2,5% dari total sumber daya air, dan sekitar 70% di antaranya adalah air. es dan salju permanen di pegunungan dan daerah kutub. Sumber daya air tawar disimpan di bawah tanah dalam bentuk air tanah dan mencakup sekitar 97% dari seluruh potensi sumber daya air tawar yang tersedia bagi umat manusia.
Emisi karbon
Menurut NASA, sejak awal abad ke-20, aktivitas manusia telah menyebabkan peningkatan emisi karbon yang terus-menerus dan pemanasan iklim global secara bertahap, yang telah membawa banyak dampak buruk, seperti: naiknya permukaan laut, mencairnya gletser, dan salju. ke laut, mengurangi penyimpanan sumber daya air tawar Banjir, badai cuaca ekstrem, kebakaran hutan, dan banjir sering terjadi dan lebih parah.
#Fokus pada pentingnya jejak karbon/air
Jejak air mengukur jumlah air yang digunakan untuk memproduksi setiap barang atau jasa yang dikonsumsi manusia, dan jejak karbon mengukur jumlah total gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Pengukuran jejak karbon/air dapat berkisar dari satu proses, seperti seluruh proses produksi suatu produk, hingga industri atau wilayah tertentu, seperti industri tekstil, suatu wilayah, atau seluruh negara. Mengukur jejak karbon/air akan mengelola konsumsi sumber daya alam dan mengukur dampak manusia terhadap lingkungan alam.
#Mengukur jejak karbon/air pada industri tekstil, perhatian harus diberikan pada setiap tahap rantai pasokan untuk mengurangi beban lingkungan secara keseluruhan.
#Hal ini mencakup cara serat ditanam atau disintesis, cara serat dipintal, diproses, dan diwarnai, cara pembuatan dan pengiriman pakaian, serta cara penggunaan, pencucian, dan akhirnya dibuang.
#Dampak industri tekstil terhadap sumber daya air dan emisi karbon
Banyak proses dalam industri tekstil yang memerlukan banyak air: sizing, desizing, polishing, washing, bleaching, printing dan finishing. Namun konsumsi air hanyalah sebagian dari dampak lingkungan dari industri tekstil, dan air limbah produksi tekstil juga mengandung berbagai macam polutan yang merusak sumber daya air. Pada tahun 2020, Ecotextile menyoroti bahwa industri tekstil dianggap sebagai salah satu penghasil gas rumah kaca terbesar di dunia. Emisi gas rumah kaca dari produksi tekstil saat ini telah mencapai 1,2 miliar ton per tahun, melebihi total produksi beberapa negara industri. Tekstil dapat menyumbang lebih dari seperempat emisi karbon dioksida global pada tahun 2050, berdasarkan populasi manusia saat ini dan pola konsumsinya. Industri tekstil perlu memimpin dalam memfokuskan pada emisi karbon dan penggunaan serta metode air jika pemanasan global, kehilangan air, dan kerusakan lingkungan ingin dibatasi.
OEKO-TEX® meluncurkan alat penilaian dampak lingkungan
Alat Analisis Mengenai Dampak Lingkungan kini tersedia bagi pabrik produksi tekstil mana pun yang mengajukan atau telah memperoleh sertifikasi STeP by OEKO-TEX®, dan tersedia secara gratis di halaman STeP pada platform myOEKO-TEX®, dan pabrik dapat berpartisipasi secara sukarela.
Untuk mencapai tujuan industri tekstil dalam mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 30% pada tahun 2030, OEKO-TEX® telah mengembangkan alat digital yang sederhana dan mudah digunakan untuk menghitung jejak karbon dan air – Alat Penilaian Dampak Lingkungan (Environmental Impact Assessment Tool), yang dapat menghitung jejak karbon dan air. diukur untuk setiap proses, keseluruhan proses dan per kilogram bahan/produk. Saat ini, Sertifikasi Pabrik STeP by OEKO-TEX® dimasukkan ke dalam alat ini, yang membantu pabrik:
• Menentukan dampak maksimum karbon dan air berdasarkan bahan yang digunakan atau diproduksi dan proses produksi yang terlibat;
• Mengambil tindakan untuk meningkatkan operasi dan memenuhi target pengurangan emisi;
• Berbagi data jejak karbon dan air dengan pelanggan, investor, mitra bisnis, dan pemangku kepentingan lainnya.
• OEKO-TEX® telah bermitra dengan Quantis, sebuah konsultan ilmiah keberlanjutan terkemuka, untuk memilih metode Screening Life Cycle Assessment (LCA) guna mengembangkan alat penilaian dampak lingkungan yang membantu pabrik mengukur dampak karbon dan air melalui metode dan model data yang transparan.
Alat AMDAL menggunakan standar rekomendasi yang diakui secara internasional:
Emisi karbon dihitung berdasarkan metode IPCC 2013 yang direkomendasikan oleh Protokol Gas Rumah Kaca (GRK) Dampak air diukur berdasarkan metode AWARE yang direkomendasikan oleh Komisi Eropa Material didasarkan pada ISO 14040 Product LCA dan Product Environmental Footprint PEF Evaluate
Metode penghitungan alat ini didasarkan pada database yang diakui secara internasional:
WALDB – Data Lingkungan untuk Produksi Serat dan Langkah Pengolahan Tekstil Ecoinvent – Data di Tingkat Global/Regional/Internasional: Listrik, Uap, Pengemasan, Limbah, Bahan Kimia, Transportasi Setelah pabrik memasukkan datanya ke dalam alat, alat tersebut akan memberikan total data ke proses produksi individual dan dikalikan dengan data yang relevan dalam database Ecoinvent versi 3.5 dan WALDB.
Waktu posting: 16 Agustus-2022